Memberi duduk pada seseorang yang membutuhkan di angkutan umum seperti bus, kereta api atau angkot ( geser-geseran) adalah salah-satu ciri Anda memiliki hati yang besar.
Sederhanakan saja arti dari Besar Hati ini.
Perlu latihan membiasakan diri didalam kondisi emosi dan nafsu yang menguasai. Kita adalah pribadi dewasa yang mengerti arti "mengalah" yang sebenarnya.
Seorang prajurit yang berada di tengah peperangan, dia melihat kawan-kawannya kepayahan dalam perang tersebut. Sumber makanan telah habis dan air pun menipis. Sang prajurit melihat keadaan ini dengan rasa khawatir yang sangat.
Beberapa kawan terlihat sangat kehausan. Dengan sisa tenaga yang dimiliki sang prajurit, ia menghampiri kawan yang kehausan tersebut dengan membawa persediaan air terakhir mereka.
"Minumlah kawan..." saat sang prajurit yang kehausan ingin meminum air itu, ia mendengar kawan yang lain merasakan haus yang sama. "Terimakasih...namun berikan air itu kepadanya..." sambil menunjuk kawan yang lain.
Sang Prajurit menuruti saran kawannya dan pergi menemui kawannya yang lain. "Minumlah kawan..." Sang prajurit ini merasa berdosa saat ia melihat kawan yang tadinya ingin minum tidak jadi meminum air ini. " Tidak kawan... berikan saja kepadanya... Dia lebih membutuhkan dibandingkan aku...berikan air ini kepadanya".
Bergegaslah sang prajurit menemui kawan yang pertama tadi. Ternyata kawannya sudah meninggal karena keadaan yang sudah payah. sang prajurit menyadari hal ini dan tidak ingin keadaan ini terjadi dengan kawan yang lain, segera ia menghampiri kawan yang kedua. Namun keadaannya tidak berbeda dengan yang pertama. Prajurit kedua itupun meninggal.
Sang Prajurit tertunduk dan menghormati jenazah kawan-kawannya yang saling perduli satu-sama lain. Padahal mereka sama-sama membutuhkan hal yang sama.
Dalam keadaan diujung kematian, manusia akan menunjukkan kebiasaannya.
Jika tidak mulai dari hari ini, kapan lagi "berlatih"?.
Yuk Besarkan Hati
Sederhanakan saja arti dari Besar Hati ini.
Perlu latihan membiasakan diri didalam kondisi emosi dan nafsu yang menguasai. Kita adalah pribadi dewasa yang mengerti arti "mengalah" yang sebenarnya.
Seorang prajurit yang berada di tengah peperangan, dia melihat kawan-kawannya kepayahan dalam perang tersebut. Sumber makanan telah habis dan air pun menipis. Sang prajurit melihat keadaan ini dengan rasa khawatir yang sangat.
Beberapa kawan terlihat sangat kehausan. Dengan sisa tenaga yang dimiliki sang prajurit, ia menghampiri kawan yang kehausan tersebut dengan membawa persediaan air terakhir mereka.
"Minumlah kawan..." saat sang prajurit yang kehausan ingin meminum air itu, ia mendengar kawan yang lain merasakan haus yang sama. "Terimakasih...namun berikan air itu kepadanya..." sambil menunjuk kawan yang lain.
Sang Prajurit menuruti saran kawannya dan pergi menemui kawannya yang lain. "Minumlah kawan..." Sang prajurit ini merasa berdosa saat ia melihat kawan yang tadinya ingin minum tidak jadi meminum air ini. " Tidak kawan... berikan saja kepadanya... Dia lebih membutuhkan dibandingkan aku...berikan air ini kepadanya".
Bergegaslah sang prajurit menemui kawan yang pertama tadi. Ternyata kawannya sudah meninggal karena keadaan yang sudah payah. sang prajurit menyadari hal ini dan tidak ingin keadaan ini terjadi dengan kawan yang lain, segera ia menghampiri kawan yang kedua. Namun keadaannya tidak berbeda dengan yang pertama. Prajurit kedua itupun meninggal.
Sang Prajurit tertunduk dan menghormati jenazah kawan-kawannya yang saling perduli satu-sama lain. Padahal mereka sama-sama membutuhkan hal yang sama.
Dalam keadaan diujung kematian, manusia akan menunjukkan kebiasaannya.
Jika tidak mulai dari hari ini, kapan lagi "berlatih"?.
Yuk Besarkan Hati
+PutihDesain+
Tidak ada komentar:
Posting Komentar