Minggu, 08 Februari 2015

Hujan itu PASTI manfaat

Bagaimana dengan air bah? (Banjir bandang) ribuan orang meninggal dengan adanya air bah.

Walau sudah berjalan 8 tahun bencana banjir di Aceh. Dan juga bencana banjir di jakarta yang juga menenlan korban jiwa.

Air salah satu mahluk Tuhan yang memiliki sifatnya sendiri. Layaknya kita yang juga memiliki sifat.

Alam memiliki sinergi. Tak ada yang menghalangi sifat satu-sama lain. Tak memiliki sifat egois.

Egoisme manusia yang menghalangi sifat alami air inilah yang menyebabkan terjadinya bencana.

Sejatinya Air (terutama hujan) adalah keajaiban Tuhan.

Tak ada hingga sekarang ini teknologi yang mampu menciptakan air.
Hujan adalah saat yang tepat kita berdoa. Dimana keajaiban Tuhan kita akui dan memintalah kepadaNya.

Mari hargai sifat sesama mahluk. Jangan sampai perilaku kita menghalangi hak mahluk lain.

+Putih Desain+

Gak malu sama Tuhan???

Tuhan mu Maha Besar, Maha Mendengar, Maha Kaya, Maha Menepati Janji. CintaNya melebihi cinta mu kepadaNya.

Malu lah dengan Dia...
Ibadahmu yang penuh dengan ria dan pikiran yang wara-wiri itu, sudah merasa cukup.

Malu lah dengan Dia...
Kekayaan mu yang tak melebihi luasnya lautan itu, membuatmu merasa sempurna.

Malu lah dengan Dia...
Kesibukan mu yang mengejar dunia itu, membuatmu melalaikan panggilanNya.

Dia tetap setujui do'a mu
Dia tetap tambah lagi kekuasaan untukmu
Dia tetap setia menunggu mu datang kepadaNya.

Maka Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan...

Tuhan...maafkan kami...

+Putih Desain+

Tangan kanan Tuhan

Jangan kau bunuh orang tua mu dengan berkata dan berlaku kasar kepadanya. Ingatlah dia adalah 'tangan kanan' dari Tuhan yang memberikan mu kebaikan rezeki.

Jangan kau membunuh dirimu dengan putus asa dan menyerah. Karena kau akan membunuh orang tua mu dua kali.

Bersabarlah dalam ujian dan bertaubatlah di dalam azab.

Tak ada yang terjadi selain untuk meninggikan dirimu.

Yakinlah...Tuhanmu Maha Baik.

+Putih Desain+


Jumat, 06 Februari 2015

Pedas jadi seru

Layaknya ujian yang sebelum kita kerjakan akan dibacakan dulu tata-cara mengerjakan ujiannya.

Tujuannya agar tidak salah saat mengerjakannya, harus sesuai dengan yang ditentukan.

Didalam perjalanan sebuah ujian terdapat soal-soal yang sulit dikerjakan.

Sebenarnya Inilah yang menjadi tanda kita.  Tanda bahwa ujian benar-benar jadi pengingat dan cerita yang bisa jadi adalah yang diperlukan untuk hidup kita yang selanjutnya atau manusia yang lain

Jadikan hasil ujian ini menjadi yang terbaik. Menangis saat menjalani, tertawa saat mencetitakannya kembali. InshaAllah.

Coba kerjakan saja semampu kita. Percaya saja sama diri sendiri. Jangan ada niat mencontek sebelah kamu karena dia juga masih berada di tengah ujian yang sama. Belum tentu jawabannya benar kan?

Selamat mengukir ceritamu hari ini

+Putih Desain+

Secarik kertas dari Ibu...

Pernah gak merasakan kerisauan dan ketakutan? Saya yakin kita semua pernah atau bahkan saat ini merasakan kegalauan.

Waktu SD pertama kali ikut dalam suasana ujian yang benar2 membuat panas dingin. Waktu itu Ibu menuliskan doa di secarik kertas.

Mungkin khawatir kalau saja saya merasakan kerisauan atak ketakutan, ini yang akhirnya saya baca. Bukan malah tengok kiri-kanan buat cari contekan.

Dan Ibu saya juga tau hasil ulangan saya bagus tapi nyontek juga dia gak bsa terima.

Begitupun ujian hidup. Saat kita tau itu datang, kerisauan dan ketakutan langsung kuasai hati.

Secarik kertas dari ibu ku memang sudah hilang. Tapi isinya tlah ada dikehidupan ku sekarang.

Aku harus ingat TUHAN !

+Putih Desain+

Kamis, 05 Februari 2015

Besar Hati

Memberi duduk pada seseorang yang membutuhkan di angkutan umum seperti bus, kereta api atau angkot ( geser-geseran) adalah salah-satu ciri Anda memiliki hati yang besar.

Sederhanakan saja arti dari Besar Hati ini.

Perlu latihan membiasakan diri didalam kondisi emosi dan nafsu yang menguasai. Kita adalah pribadi dewasa yang mengerti arti "mengalah" yang sebenarnya.

Seorang prajurit yang berada di tengah peperangan, dia melihat kawan-kawannya kepayahan dalam perang tersebut. Sumber makanan telah habis dan air pun menipis. Sang prajurit melihat keadaan ini dengan rasa khawatir yang sangat. 

Beberapa kawan terlihat sangat kehausan. Dengan sisa tenaga yang dimiliki sang prajurit, ia menghampiri kawan yang kehausan tersebut dengan membawa persediaan air terakhir mereka.

"Minumlah kawan..." saat sang prajurit yang kehausan ingin meminum air itu, ia mendengar kawan yang lain merasakan haus yang sama. "Terimakasih...namun berikan air itu kepadanya..." sambil menunjuk kawan yang lain.

Sang Prajurit menuruti saran kawannya dan pergi menemui kawannya yang lain. "Minumlah kawan..." Sang prajurit ini merasa berdosa saat ia melihat kawan yang tadinya ingin minum tidak jadi meminum air ini. " Tidak kawan... berikan saja kepadanya... Dia lebih membutuhkan dibandingkan aku...berikan air ini kepadanya".

Bergegaslah sang prajurit menemui kawan yang pertama tadi. Ternyata kawannya sudah meninggal karena keadaan yang sudah payah. sang prajurit menyadari hal ini dan tidak ingin keadaan ini terjadi dengan kawan yang lain, segera ia menghampiri kawan yang kedua. Namun keadaannya tidak berbeda dengan yang pertama. Prajurit kedua itupun meninggal.

Sang Prajurit tertunduk dan menghormati jenazah kawan-kawannya yang saling perduli satu-sama lain. Padahal mereka sama-sama membutuhkan hal yang sama. 

Dalam keadaan diujung kematian, manusia akan menunjukkan kebiasaannya. 

Jika tidak mulai dari hari ini, kapan lagi "berlatih"?.

Yuk Besarkan Hati 


+PutihDesain+

Rabu, 04 Februari 2015

Yuk Nikmati Macet

Berjalan dari Rumah ke tempat kerja biasnya memakan waktu. Baik itu 1-15 menit atau sampai memakan waktu hitungan Jam. Apa yang kita rasa?

Bosan? , Atau hanya sekedar rutinitas biasa saja. jadi nikmati saja.

Macet? ya... biasa gak dimana-mana macet tuh.

Kita pasti sepakat kalau waktu itu berharga, betul? kalau di Angkot? Main game di Android?,BBM-an, WA, nge-Path?.  Seharga itukah waktu kita?
Periksa apa yang kita lakukan apa mengundang manfaat atau tidak.

Diperjalanan banyak resikonya. Bagaimana kalau dijalan kita "dijemput" Maut? tidak ada yang tau. Naik angkot, ojek, busway,motor, mobil pribadi, pesawat, kereta, kapal laut, semuanya mengandung resiko.

Siapkan diri untuk "dijemput" kapan saja dengan cara "Menikmati". 

Orang yang menikmati adalah orang yang sadar.
Ya... Sadar

Sadar 100% kalau apa yang sedang dijalani adalah Anugerah dari Sang Pemberi Hidup.

Risau jauh dari rumah yang di tinggalkan, istri, anak yang saat kita bekerja tidak disamping kita, masih bisa kita obati dengan menghubungi via komunikasi modern saat ini. 

Risau karena tempat kerja yang kita akan tuju adalah bukan yang kita mau. Banyak masalah disana, tidak nyaman, tekanan tinggi, masih bisa kita obati dengan bersikap sebaik mungkin sebisa yang kita lakukan. 
ingat, kita tidak akan berada dilingkungan yang kita tidak pantas didalamnya. Mengapa kita masih berada di tempat seperti itu? Berpositif feeling lah terhadap Tuhan. Bisa jadi disana adalah ladang amal kita untuk dapat memperbaiki lingkungan tersebut atau memang tempat itu adalah tempat yang menjadikan dosa-dosa kita terampuni jika saja kita sabar, dan tetap berusaha yang terbaik... InshaAllah



+Putih Desain+